Selasa, 15 Februari 2011

Rumput Mutiara Stimulan Bagi Aliran Darah


Rumput biasanya hanya dimanfaatkan untuk pakan ternak. Berbeda dengan rumput mutiara. Kandungan zat kimianya mampu merangsang atau menstimulasi aliran darah dan bermanfaat untuk mengatasi keluhan kesehatan lain.

Hampir setiap orang rasanya pernah mengalami kesemutan, nyeri, dan kaku di bagian badan, tangan, dan kaki. Tak heran, gangguan itu seringkali dianggap sebagai hal yang normal. Benarkah?

Kesemutan secara medis kedokteran merupakan gejala gangguan pada fungsi saraf atau aliran darah seseorang. Tangan dan kaki tertekuk atau tertindih dalam waktu lama, misalnya, dapat memicu timbulnya kesemutan.

Selain adanya gangguan fungsi saraf, kesemutan sangat mungkin dipicu oleh gangguan aliran darah yang menimbulkan terjadinya hambatan pemberian oksigen maupun "makanan" ke saraf. Akibatnya, timbul sensasi kesemutan.

Atasi Kesemutan

Apa yang perlu dilakukan biia kita mengalami kesemutan? Cukup dengan menstimulasi dan memperbaiki aliran darah bagian tubuh yang kesemutan. Boleh dengan cara memijat atau melepaskan bendungan yang jadi penghambat aliran darah. Bisa juga dengan mengasup suplemen atau obat untuk mengembalikan fungsi saraf, sehingga rasa sakit itu dapat dikurangi.

Tentu saja, langkah berikutnya agar kesemutan tidak sering berulang adalah dengan memperbaiki aliran darah. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan khasiat rumput mutiara, seperti diungkapkan Mawardi (35 tahun).

Pegawai di perusahaan makanan ini mengaku, tidak lagi tersiksa karena kesemutan. Awalnya ia tak begitu peduli, meski mengalami kesemutan hampir setiap hari, terutama setelah bangun tidur. Untunglah setelah mencoba minum ramuan rumput mutiara, ia mengalami perubahan berarti. Setidaknya gangguan kesemutan yang sering dialami sudah jauh berkurang. Kalaupun kambuh, rentang waktu sakitnya tidak terlalu lama.

Lain lagi pengalaman Imron (23 tahun), yang merasa terbantu dengan bobokan ramuan rumput mutiara ketika tanpa sengaja kakinya menyentuh knalpot motor yang masih panas. Setelah ditumbuk, bobokan rumput mutiara tersebut dioleskan di kakinya yang terluka. Sebaiknya ramuan digunakan untuk luka baru.

Tumbukan bernama Latin Hedyotis corymbosa (L) Lamk atau Oldenlandia corymbosa L. ini sudah sejak lama dimanfaatkan untuk merangsang atau menstimulasi sirkulasi darah. Dengan menanam bijinya, tumbuhan ini bisa hidup subur di mana saja, asal mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Di Indonesia, kata Bambang Sudewo, herbalis dari Yogyakarta, rumput mutiara sering disebut rumput siku-siku. Rumput ini tumbuh subur di tanah yang lembab, di kebun kosong yang basah, halaman rumah, pinggir jalan, dan selokan.

Rumput mutiara mempunyai percabangan yang banyak, tumbuh rindang berserok, batang bersegi dan agak lemah, letak daun berhadapan bersilang, tangkai daun pendek, bunga berwarna putih keluar dari ketiak daun yang bentuknya seperti payung, berupa bunga majemuk. Bunganya berujung pecah-pecah.

Kata pemilik Klinik Sekar Kedaton, Yogyakarta ini, sampai sekarang rumput mutiara belum dibudidayakan secara massal. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah seluruh bagian tanaman (herba) dalam bentuk segar atau telah dikeringkan.

Di Cina, menurutnya, rumput mutiara dinamakan shui xian cao. Diduga mempunyai khasiat sama dengan rumput lidah ular (Hedyotis diffusa Willd). Tanaman ini memiliki kemampuan meredakan radang usus buntu, kanker, sumbatan saluran sperma, radang amandel, bronkitis, gondong, hepatitis, kanker payudara, radang panggul, infeksi saluran kemih, bisul dan borok.

Selain itu, kata Mas Dewo, demikian ia biasa disapa, rumput mutiara berkhasiat antiradang, diuretik, menyembuhkan bisul, meredakan panas, serta melancarkan peredaran darah. Kandungan kimia rumput mutiara antara lain hentriacontane, stigmasterol, ursolic acid, oleanolic acid, beta-sitosferol, sitisterol-D-glucoside, P-coumaric acid, flavonoid glycosides, dan baihuasheshecaosu.

Namun, Mas Dewo menyarankan untuk tidak mengonsumsinya berlebihan karena dapat berefek samping, seperti mulut dan tenggorokan jadi kering. Suntikan infus dengan dosis tinggi menyebabkan penurunan sel darah putih ringan, meski akan kembali normal setelah 3-5 hari. Pemakaian aman yang dianjurkan adalah 15-60 gram sekali rebus atau sekali konsumsi.

Rumput mutiara biasa dipadukan dengan beberapa tanaman obat lain untuk melawan penyakit kanker. Kini, tanaman ini juga sudah dibuat tablet, butiran (granule), dan obat suntik.

Di pasaran bisa ditemui produk rumput mutiara yang sudah diolah dalam beragam bentuk, yakni kapsul, serbuk, dan rumput keringnya. Rumput mutiara dalam bentuk serbuk dan kapsul maupun rumput keringnya bisa diperoleh di toko obat tradisional.

Meramu Shui Xian Cao

Tidak banyak orang yang tahu rumput mutiara memiliki nama lain dalam bahasa China, yakni Shui Xian Cao. Ini bukti bahwa tanaman herba ini populer dalam pengobatan tradisional di Negeri Tirai Bambu.

Berikut contoh ramuan dan manfaatnya:

Menstimulasi aliran darah
Siapkan 100 gram rumput mutiara. Cuci bersih lalu rebus dengan lima gelas air (ukuran gelas minum = 250 ml)) sampai mendidih dan tersisa dua gelas. Agar tidak terlalu tawar, Anda dapat menambahkan gula batu atau madu secukupnya. Namun, bila Anda memiliki gangguan kadar gula darah, sebaiknya minum tanpa mencampur apa pun.

Meredakan memar dan terkilir
Ambil daun rumput mutiara secukupnya, cuci hingga bersih. Lumatkan seluruh bagian tanaman dan bubuhkan di bagian tubuh yang sakit. Tak ada salahnya menambahkan param atau minyak oles untuk memberikan manfaat lebih.

Sebagai minuman antioksidan
Ambil 50-60 gram rumput mutiara segar, lalu cuci bersih. Campurkan jahe secukupnya. Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Dinginkan dan saring, diminum dua kali sehari masing-masing segelas. Tambahkan madu bila suka.

Obat bagi luka akibat tersiram air panas
Ambil tanaman segar (daun dan batang) rumput mutiara, cuci bersih. Rebus seluruh bagian rumput dengan air secukupnya. Gunakan air rebusan itu untuk mencuci bagian tubuh yang tersiram air panas. Setelah itu, olesi dengan getah lidah buaya setiap setengah jam sekali agar luka cepat kering dan tidak terjadi infeksi.

Sumber: Senior

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger